Salah satu Ilmu Tajwid dasar yang harus kita pelajari salah satunya yaitu Hukum Nun Mati dan Tanwin. Dalam mempelajari Ilmu Tajwid sendiri, dapat dikatakan bahwa mempeljari Hukum Nun Mati dan Tanwin adalah tahap pertama kita dalam memahami tajwid itu sendiri.
Dalam Qoidah dijelaskan:
تَثْبُتُ فىِ الْخَطِ وَاللَّفْظِ
"Nun mati itu ada dalam tulisannya dan ada dalam bacaannya."
Adanya Nun mati atau tempatnya nun mati yang akan diberi hukum,itu tidak tentu adanya,dalam kalimah isim ada,dalam fiil ada,dalam haraf,di tengah-tengah kalimah, diujung kalimah,di tingkah waqaf dan juga washal.
هُوَ نُوْنٌ سَاكِنَةٌوَاقِعَةٌ فىِآخِرِالْكَلِمَةِ لَفْظً لاَخَطً
"Yang namanya tanwin itu adalah nun yang masih mati yang ada dalam bacaannya saja tidak ada dalam tulisannya."
Apa perbedaannya nun mati dan tanwin ?
- Tanwin Adanya dalam bacaannya saja.
- Tanwin Adanya diujung kalimah
- Tanwin Adanya dalam kalimah isim saja
Sedangkan nun mati seperti yang telah dijelaskan diatas.
Haraf Hijaiyyah semuanya ada 28
Pada saat menghadapi huruf hijaiyyah yang 28, hukumnya nun mati dan tanwin ada empat hukum:
- Idzhar
- Idgham
- Iqlab
- Ikhfa
Keterangannya didapat dari kitab tukhfatul athfal,sabda Syehk Sulaiman aljamjuri.
لِلنُّوْنِ اِنْ تَسْكُنْ وَلِلتَّنْوِيْنِ اَرْبَعُ اَحْكَامٍ فَخُذْ تَبْيِيْنِ
"Nun mati dan Tanwin ketetapan,hukum empat harus pegang penjelasan."
IDZHAR
Idzhar menurut bahasa berarti jelas.sedangkan menurut istilah ilmu tajwid
النُّطْقُ بِحَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ مَعَ عَدَمِ الْغُنَّهْ
"Membaca pada satu huruf dari makhrajnya serta tidak menggunakan gunnah (sengau,dengung)"
Yang dimaksud Idzhar disini adalah : Membacanya nun mati dan tanwin kalau menghadapi huruf Idzhar yang 6 itu harus jelas.
Bagaimana perbedaannya nun mati dan tanwin ketika menghadapi hurup hijaiyyah
yang dua puluh delapan.
Perbedaannya ada dua.
- Nun mati menghadapi hurup hijaiyyah dalam satu kalimah.
- Nun mati menghadapi huruf hijaiyyah dalam dua kalimah.
Sedangkan tanwin harus di dua kalimah,tegasnya tidak bisa dalam Satu kalimah.
Huruf Idzhar semuanya ada enam, yaitu:
ء هاع ح خ غ
Keterangannya menurut dawuhan syehk sulaiman aljamjury dalam kitab tuhfatul athfal
فَااْلاَ وَّلُ الاِظْهَارُقَبْلَ الاْ َحْرُفِ لِلْحَلْقِ سِتٌّ رُتِّبَتْ فَلْتَعْرِفِ
"Kesatunya harus Idzhar masing jelas,sebelum haraf halaq yang enam coba hitung."
هَمْزٌفَهَاءٌثُمَّ عَيْنٌ حَاءٌ مُهْمَلَتَانِ ثُمَّ غِيْنٌ خَاءٌ
"Hamzah dan Hha,’Ain dan Haa tidak dititikan tambah dua Kho,Ghain pada dititikan."
Hukum Nun mati dan Tanwin nomer keduanya yaitu
IDGHAM
Idgham menurut bahasa adalah
اِذْخَالُ الشَّيْئِ فىِالشَّيْئِ
Memasukkan satu perkara pada perkara yang lain.
Sedangkang menurut istilah adalah :
اِدْخَالُ حَرْفٍ سَاكِنٍ بِحَرْفٍ مُتَحَرِّكٍ بِحَيْثُ يَصِيْرَانِ حَرْفًا وَاحِدًامُشَدَّدًايَرْتَفِعُ اللِّسَانُ عَنْهُ
اِرْتِفَاعَةًوَاحِدَةًمَعَ مُرَاعَةِالْغُنَّةِ عِنْدَالاِدْغَامِ بِغُنَّةٍوَمَعَ عَدَمِ مُرَاعَتِهَاعِنْدَالاِدْغَامِ بِلاَغُنَّة
Memasukan huruf mati pada satu hurup yang hidup atau huruf yang dibarisan jadi huruf yang dua menjadi satu huruf dalam membacanya sambil ditasydidan,lidahnya diangkatkan sekaligus keatas sambil ngaraksa gunnah nun dari idgham ma’al gunnah, dan tidak perlu ngaraksa gunnah nun dari idgham bila gunnah.
Hurup Idgham semuanya ada enam (6) yang dikumpulkan pada lafadz يَرْمَلُوْنَ
(ي,ر,م,ل,و,ن)
Dawuhan syehk Sulaiman al-jamjuri dalam kitab tuhfatul athfal.
وَالثَّانِ اِدْغَامٌ بِسِتَّةٍاَتَتْ فىِيَرْمَلُوْنَ عِنْدَهُمْ قَدْثَبَتَتْ
Keduanya harus idgham pada enam(6) pada lafadz yarmaluna sudah tetap Idgham terbagi dua bagian.
1. Idgham Ma’al Gunnah.
2. Idgham Bila Gunnah.
Maksudnya Idgham Ma’al Gunnah,yaitu membacanya nun mati dan tanwin harus dimasukan pada huruf idgham,sambil memanjangkan suara dari puhu lubang hidung (harus menggunakan Gunnah).
Sedangkan yang dimaksud Idgham Bila Gunnah adalah :Membacanya nun mati dan tanwin harus dimasukan pada hurup idgham,serta tidak diperbolehkan memanjangkan suara dari puhu lubang hidung,tegasnyan tidak boleh menggunakan Gunnah.
Hurup Idgham Ma’al Gunnah Semuanya ada empat (4) Yaitu : ي,ن,م,و yang dikumpilkan pada lafadz يَنْمُوْ
Bagaimana keterangannya idgham terbagi dua bagian ? Karena dawuhan syehk Sulaiman al-jamjuri dalam kitab tuhfatul .
لَكِنَّهَاقِسْمَانِ قِسْمٌ يُدْغَمَا فِيْهِ بِغُنَّةٍ بِيَنْمُوْعُلِمًا
Tapi yang enam terbagi dua bagian Idgham Ma’al Gunnah YANMU Sebagian. Yang dimaksud Gunnah adalah : Memanjangkan suara dari puhu lubang hidung. Apakah setiap Nun Mati dan tanwin Saat menghadapi YANMU itu harus idgham dan menggunakan Gunnah?
Itu Tafsil :
1. Saat tanwin menghadapi YANMU itu harus idgham dan menggunakan gunnah.
2. Sedangkan untuk nun mati menghadapi YANMU itu tafsil lagi.
1.Nun mati menghadapi YANMU pada satu kalimah.
2.Nun mati menghadapi YANMU pada dua kalimah
Nun mati menghadapi YANMU pada satu kalimah terbagi dua bagian.
1.Wajib Idzhar.
2.Wajib Idgham.
Yang diwajibkan Idzhar itu bilamana Nun Mati menghadapi YA atau WAU pada satu kalimah contonya seperti lafadz دُنْيَا * صِنْوَانٍ Sebabnya wajib Idzhar adalah karena takut tertukar dengan huruf mudlo’af.
اِلاَّ اِذَاكَانَ بِكِلْمَةٍ فَلاَ تُدْغِمْ كَدُنْيَا ثُمَّ صِنْوَانٍ تَلاَ
Kecuali kalau nun mati tengah kalimah seperti dunya dan sinwanin jangan idgham. Yang wajib idgham adalah bilamana nun mati menghadapi MIM dan NUN pada satu kalimah itu wajib idgham serta Gunnah,sedangkan nun mati menghadapi YANMU pada dua kalimah itu wajib idgham serta menggunakan Gunnah.
Idgham bagian kedua adalah Idgham Bila Gunnah,yang dimaksud Idgham Bila Gunnah adalah : Membaca nun mati dan tanwin harus dimasukkan pada huruf idgham dan tidak diperbolehkan memanjangkan suara dari puhu lubang hidung tegasnya jangan menggunakan Gunnah.
Huruf Idgham Bila Gunnah ada dua (2) yaitu : LAM dan RA.
وَالثَّانِ اِدْغَامٌ بِغَيْرِغُنَّةِ فىِاللاَّمِ وَالرَّثُمَّ كَرِّرَنَّهْ
Keduanya Idgham tidak menggunakan gunnah pada LAM, RA bolak balik harus mernah
IQLAB
Hukum Nun mati dan Tanwin number ketiganya (3) adalah Iqlab.
وَالثَّالِثُ الاِقْلاَبُ عِنْدَالْبَاءِ مِمًّابِغُنَّةٍ مَعَ الاِخْفَاءِ
Ketiganya Iqlab kalau bersanding dengan BA gantikan pada gunnah campur ikhfa. Iqlab menurut bahasa adalah : تَحْوِيْلُ الشَّيْئٍ عَنْ وَجْهِهِ Mindahkan satu perkara dari perjalanan itu perkara.
Sedangkan menurut istilah adalah :
قَلْبُ النُّوْنِ السَّاكِنَةِاَوِالتَّنْوِيْنِ مِيْمًالَفْظً لاَخَطًّاحَالَتَانِ دُخُوْلِهِمَابَاءً مَعَ غُنَّةِ
Menggantikan nun mati atau tanwin digantikan pada MIM waktu dibacanya,akan tetapi bukan pada tulisannya pada waktu nun mati dan tanwin menghadapi BA serta harus menggunakan gunnah,dan memanjangkan suara pada puhu lubang hidung.
Hurup Iqlab hanya ada satu yaitu BA ( ب ) sebabnya digantikan pada MIM ada dua elat.
1. عُسْرُ اِثْبَاتِ الْغُنَّةِ فىِالنُّوْنِ اَوِالتَّنْوِيْنِ مَعَ اِطْبَاقِ الشَّفَتَيْنِ
Susah menetapkan Gunnah pada nun mati dan tanwin kalau disekaliguskan dengan menutupkan bibir dua,kecuali kalau menghadapi hurup BA dan MIM.
2. Perbedaan makhraj,sebab NUN makhrajnya di ujung lidah sedangkan BA pada bibir dua.
IKHFA
وَالرَّبِعُ الاِخْفَاءُعِنْدَالْفَاضِلِ مِنَ الْحُرُوْفِ وَاجِبٌ لِلْفَاضِلِ
Hukum Nun Mati dan Tanwin keempatnya ikhfa menghadapi haraf sesisanya
Ikhfa menurut bahasa adalah samar atau menutupi,sedangkan menurut istilah adalah :
اَانُّطْقُ بِحَرْفٍ بِصِفَةٍ بَيْنَ الاِظْهَارِوَالاِدْغَامِ عَارٍمِنَ التَّشْدِيْدِ مَعَ بَقَاءِالْغُنَّةِ فىِالْحُرُوْفِ الاَ َوَّلِ
Membaca pada satu hurup sambil harus menggunakan sifat antara Idzhar dan idgham yang sepi dari tasydid,serta harus menetapkan gunnah pada huruf awal,yaitu nun mati dan tanwin.
Huruf ikhfa semuanya ada 15 dikumpulkan pada lafadz :
صِفْ ذَاثَنَاكَمْ جَادَشَخْصٌ قَدْسَمَادُمْ طَيِّبًازِدْفىِتُقَىضَعْ ظَالِمًا
ص,ذ,ث,ك,ج,ش,ق,س,د,ط,ز,ف,ت,ض,ظ.
Keterangannya menurut syehk sulaiman al-jamjuri dalam kitab tukhfatul athfaal.
فىِخَمْسَةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ رَمْزُهَا فِى كِلْمِ هَدَالْبَيْتِ قَدْ نَضَمْتُهَا
Jelas lima belas huruf semuanya pada awal kalimah ini nadhomnya
صِفْ ذَاثَنَاكَمْ جَادَشَخْصٌ قَدْسَمَادُمْ طَيِّبًازِدْفىِتُقَىضَعْ ظَالِمًا
Yaitu: Shad,Dzal,Sta,Kaf,Jim,Syin,Qof,Sin,Dal,Tho,za,fa,ta,Dlod,Dzo,harus pada hapal.
Ikhfa mempunyai tiga martabat:
- Ikhfa Kubro,
- Ikhfa Shugro,
- Ikhfa Wustho.
Ikhfa Kubro adalah menggunakan gunnahnya harus lebih panjang sedangkan Ikhfa Shugro menggunakan gunnahnya harus lebih pendek berarti tidak menggunakan gunnah,sedangkan yang dimaksud Ikhfa Wustho adalah.menggunakan gunnahnya antara ikhfa kubro dan shugro.
- Ikhfa Kubro yaitu : dimana-mana nun mati dan tanwin menghadapi huruf ikhfa yang makhrajnya lebih dekat pada makhraj NUN yaitu yang suka disebut ikhfa AQROB hurufnyan ada tiga(3) yaitu ط,ت,د
- Ikhfa Sugra Yaitu : dimana-mana nun mati dan tanwin menghadapi huruf ikhfa yang makhrajnya lebih jauh pada makhraj NUN yaitu yang suka disebut ikhfa AB’AD hurufnya ada dua yaitu ق,ك
- Sedangkan ikhfa wustho adalah : dimana-mana nun mati dan tanwin menghadapi huruf ikhfa yang makhrajnya tidak lebih dekat tidak lebih jauh pada makhraj NUN,yaitu yang suka disebut ikhfa AUSATH.hurufnya ada sepuluh sesisanya dari yang diatas. ص,ذ,ث, ج,ش, س, ز,ف, ض,ظ.
Pelaksanaannya menggunakan ikhfa dalam hukum nun mati dan tanwin adalah :
اِنَّ النُّوْنُ السَّكِنَةَاَوِالتَّنْوِيْنٍ اِذَااُدْغِمَااَوْاُقْلِبَ اَوْاُخْفِيَايَتَحَوَّلاَنِ مِنْ مَخْرَجِهَاالاَصْلِيِ اِلىَالْخَيْشُمُ.
Sebenarnya bilamana nun mati dan tanwin bilamana diidghamkan dan diiqlabkan atau diikhfakan,itu nun mati dan tanwin suka pindah keduanya dari makhraj asalnya(dari thorfullisan)pindah pada khaisyum(cukang hidung,jadi kalau sudah pindah makhrajnya pada cukang hidung berarti pindah dari makhraj yang muhaqqoq(yang ditentukan)pada makhraj yang muqoddar(yang dikira-kirakan) atau tempat keluarnya huruf yang ditentukan pindah ketempat keluarnya yang dikira-kirakan (pada khoisyum).
Sedangkan agar makhrajnya nun mati dan tanwin tetap muhaqqoq,pada pelaksanaan mengikhfakannya harus ditendetkan pada huruf sesudahnya,yaitu yang mempunyai makhraj muhaqqoq.
Keterangannya dawuhan Muhammad al-hijaz al-makkatul mukarromah dalam kitab Qoulussadid :
فَحِيْنَئِدٍ تَجِبُ عَلىَالْقَارِى:اِذَانَطَقَ بِالنُّوْنِ السَّاكِنَةِاَوِالتَّنْوِيْنِ عِنْدَ حَرْفٍ مِنْ حُرُوْفِ الاِخْفَاءِالْخَمْسَتَ
عَشَرَاَيُّلَ خِظَ مَخْرَجَ الْحُرُوْفِ الَّذِى يَتَأَتىَّ بَعْدَهُمَامَعَ مُرَاعَةِالتَّفْخِيْمِ فىِالْمُفَخِّيْمِ وَالتَّرْقِيْقِ
فىِالْمُرَقَّفِ لاَغَيْرَ
Maka oleh sebab itu,wajib pada Qori,pada saat membacakan nun mati dan tanwin ketika menghadapi (berhadapan) dengan huruf ikhfa yang lima belas(15)harus diselewengkan pada makhraj huruf yang dihadapinya oleh nun mati dan tanwin,sambil memperhatikan tafhim(tebal)pada huruf yang harus ditebalkan,dan narqiqkan(tipis)pada huruf yang harus ditipiskan dan yang lainnya tidak.
Post a Comment
Post a Comment